Kamis, 27 Mei 2010

Dasar WIFI dan WLAN

Standard WLAN 802.11 disahkan oleh IEEE pada tahun 1997. Standard ini berlaku untuk kecepatan 1 Mbps dan 2MBps. Standard ini difokuskan pada lapisan 1 dan 2 dari model OSI yaitu physical layer dan data link layer. Untuk memenuhi kebutuhan kecepatan yang lebih tinggi maka pada tahun 1999 dikeluarkan standar 802.11b dengan kecepatan 5.5Mbps dan 11Mbps. Keuntungan Penggunaan Wireless Dunia usaha dalam berbagai ukuran sangat beruntung dengan mengoperasikan sistem WLAN yang mampu memberikan kombinasi yang baik antara truput yan mendekati jaringan kabel, akses mobile, dan konfigurasi yang fleksible. Keuntungan ekonomis yang akan diperoleh dapat mencapai US$16,000 / user (di US) – di ukur dari produktifitas pekerja, effisiensi organisasi, keuntungan, dan penghematan biaya – di bandingkan alternatif menggunakan kabel. Beberapa keuntungan utama WLAN adalah: * Mobilitas yang akan meningkatkan produktifitas dengan akses real-time terhadap informasi, tidak peduli lokasi pekerja, agar lebih cepat & lebih effisien dalam pengambilan keputusan. * Setup jaringan lebih cost effective daripada lokasi yang sulit di pasang kabel seperti gedung tua atau bangunan dengan tembok yang masif. * Pengurangan cost of ownership – terutama di lingkungan yang dinamis yang membutuhkan modifikasi yang sangat sering – kita harus berterima kasih karena sedikitnya wiring dan biaya instalasi per alat dan per user. * WLAN memerdekakan user dari ketergantungan pada akses kabel ke backbone jaringan, memberikan mereka akses jaringan kapan saja, dimana saja. Kebebasan untuk roaming ini memberikan banyak keuntungan dalam berbagai lingkungan pekerjaan, seperti: o Akses informasi secara langsung di samping tempat tidur pasien bagi dokter & staff rumah sakit. o Kemudahan, akses jaringan secara real-time untuk auditor / konsultan on-site. o Kemudahan akses database bagi supervisor yang bergerak, seperti manager di production line, auditor gudang, maupun engineer di konstruksi. o Membuat konfigurasi jaringan lebih simpel tanpa perlu keterlibatan orang MIS untuk setup sementara seperti di pameran atau ruang konferensi. o Akses yang lebih cepat kepada informasi tentang pelanggan oleh vendor / retailer yang menyebabkan perbaikan layanan pelanggan dan perbaikan customer satisfaction. o Akses ke jaringan yang tidak terikat pada lokasi bagi administrator jaringan, untuk kemudahan dukungan on-site pada saat troubleshooting & support. o Akses real-time bagi pertemuan-pertemuan kelompok belajar untuk siswa / mahasiswa. Oleh karena itu kelebihan yang ditawarkan oleh WLAN, terutama protable, kemudahan instalasi and kepraktisan. Faktor yang sangat menarik dari WLAN adalah kemudahan, karena dia memungkinkan fleksibilitas dan roaming. Seorang user tidak harus terikat dalam sebuah LAN, dia dapat bergerak tanpa perlu terputus hubungan komunikasinya. Di samping itu, WLAN juga mudah untuk di instalasi, untuk membangun seluruh jaringan dibutuhkan waktu beberapa jam saja di bandingkan beberapa hari jika kita menggunakan kabel. Juga, WLAN dapat di instalasi di daerah dimana rewriring tidak memungkinkan. Sistem tanpa kabel ini dapat di instalasi di berbagai lingkungan, dan user dapat berkomunikasi dengan jaringan yang menggunakan kabel melalui access point (AP) atau wireless adapter. Konfigurasi WLAN WLAN terdiri dari 2 perangkat yaitu: * Wireless Station (WS) : dekstop, laptop maupun PDA yang dilengkapi dengan wireless NIC * Access Point (AP) : berfungsi sebagai bridge antara jaringan LAN konvensional dan WLAN .. Terdapat 2 jenis mode operasi WLAN yaitu: * Infrastucture Mode, terdiri dari o Basic Service Set (BSS), hanya terdapat satu Access Point o Extented Service Set (ESS), dua BSS atau lebih membentuk satu buah subnet * Ad-hoc Mode, terdiri dari beberapa wireless station yang berkomunikasi secara langsung (peer-to-peer) tanpa menggunakan AP.











Infrastucture Mode













Ad-hoc Mode



Koneksi dalam BSS

Proses terbentuknya koneksi dari WS ke AP dalam suatu BSS adalah sebagai berikut:

* AP mengirim sinyal beacon yang berisi SSID (Service Set Identifier). SSID merupakan setting di AP yang digunakan mengelompokkan WS dalam suatu segmen jaringan. Hanya WS yang mengetahui SSID tersebut yang dapat bergabung dalam jaringan tersebut. SSID dapat dianggap sebagai shared password.

* Ketika WS berada dalam daerah cakupan sebuah atau beberapa AP, maka WS akan memilih salah satu AP berdasarkan kuat sinyal dan error rate yang diterima. Secara periodik WS akan memantau untuk mengetahui sinyal yang paling kuat. Jika ditemukan maka WS akan memilih AP yang baru tersebut.

* Untuk bergabung dalam jaringan, maka WS harus melakukan koneksi ke AP. WS harus menyebutkan SSID yang sesuai untuk bergabung dengan AP yang telah dipilih tersebut. Beberapa AP yang memiliki SSID yang sama akan membentuk ESS.

* Beberapa NIC WS bisa diset SSID nya dengan Any atau * (asterik) sehingga dia dapat bergabung dengan AP mana saja yang paling kuat sinyalnya tanpa mempedulikan SSID.

Sinyal WLAN

WLAN menggunakan sinyal radio pada frekuensi 2.4Ghz. Dalam implementasi WLAN, letak AP diatur sedemikian sehingga hanya memiliki cakupan tertentu yaitu wilayah operasi pemakai WLAN yang sah misalnya satu lantai tertentu dalam suatu gedung. Namun sinyal radio ini dapat merambat menembus dinding dan lantai bangunan meskipun sinyal menjadi lemah. Dengan demikian sangat mungkin sinyal tersebut keluar dari daerah cakupan yang semestinya. Luberan sinyal ini dapat merambat keluar sampai beberapa ratus meter dari gedung apalagi jika AP diletakkan tanpa memperhatikan masalah luberan sinyal ini misalnya ditempatkan dekat dengan jendela yang menghadap luar gedung.
Dengan menggunakan antena terarah (directional) dan kalau perlu menggunakan penguat sinyal sinyal radio (RF amplifier) maka sinyal radio yang telah lemah tadi dapat ditangkap kembali pada tempat yang relatif jauh.


0 komentar:

Posting Komentar

 
;